Symbol of Maternal Love: The sculpture portrays the unbreakable love of a mother amidst the burdens of oppression

Seperti yang kita ketahui bahwa patung adalah bentuk seni 3D yang memiliki volume. Dengan kata lain, kita bisa menyentuhnya. Bahkan merasakan bentuknya dengan sangat jelas.

 

Bermula dari patung dalam bentuk monumen hingga manusia, pasti ada makna di balik pembuatannya. Misalnya patung monumen. Patung monumen dibangun sedemikian rupa dengan tujuan memperingati suatu peristiwa atau sebagai bentuk penghargaan bagi seseorang.

Hal yang sama berlaku untuk patung manusia. Patung manusia sering dibuat menyerupai aslinya. Dan mungkin patung manusia dibuat sebagai bentuk penghormatan, penghargaan, atau bahkan belas kasihan. Contohnya, patung-patung berikut!

Sebuah akun Instagram bernama @artselects adalah akun yang merangkum berbagai jenis karya seni di dunia, termasuk patung. Kemarin akun ini mengunggah sebuah postingan seperti biasanya. Tetapi ada yang berbeda dari postingan kali ini. Jika biasanya akun ini mengunggah foto-foto karya seni yang terlihat ceria atau lucu, kemarin kesan penderitaan justru begitu kuat terasa.

Ini adalah unggahan ganda yang terdiri dari 6 foto yang menggambarkan patung yang menjadi sumber kesan penderitaan ini. Dalam 6 foto ini Anda akan melihat sejumlah patung manusia laki-laki dan perempuan, bahkan seorang anak kecil yang sedih.

Semua foto ini merupakan bentuk belas kasihan terhadap peristiwa masa lalu yang disebut Perdagangan Budak Transatlantik. Perdagangan Budak Transatlantik adalah peristiwa di mana 10 hingga 12 juta orang Afrika dibawa pergi dari negara-negara mereka dan diperdagangkan secara paksa. Peristiwa ini terjadi pada abad ke-16 hingga ke-19 dan membuat Amerika menjadi tujuan bagi orang-orang Afrika ini untuk diperdagangkan. Mereka akan dibawa dengan kapal besar melintasi Samudra Atlantik menuju Amerika. Itulah mengapa peristiwa ini disebut Perdagangan Budak Transatlantik.

Jika Anda memperhatikan, patung-patung ini terbuat dari tanah liat yang dicat hitam. Di leher, tangan, dan kaki diberi rantai yang dibiarkan berkarat karena terkena panas dan hujan.

Mereka juga digambarkan tidak mengenakan pakaian lain, kecuali sehelai kain yang hanya menutupi organ vital bagian bawah mereka. Perhatikanlah ekspresi di wajah mereka yang lesu, sedih, dan tanpa daya. Bahkan lebih buruk lagi, ada patung seorang wanita yang memeluk seorang anak laki-laki yang menangis.

Dilihat dari jarak yang lebih jauh, terlihat patung wanita menunjukkan tangan ke arah patung laki-laki di depannya. Seolah-olah dia meminta pertolongan. Sementara itu, patung laki-laki itu sendiri juga ‘terkunci’ dengan sejumlah rantai di tubuhnya.

Patung-patung laki-laki dan perempuan di atas terlihat duduk membungkuk. Dilihat dari ekspresi di wajah mereka, mereka sudah menyerah dan tidak tahu bagaimana menyelamatkan diri. Seakan mereka dipaksa dan terancam sehingga tidak berani melakukan apa pun.

Itu adalah Kwame Akoto-Bamfo, seorang pemahat dalam keadaan sedih ini. Dia adalah seorang pemahat dari Afrika, tepatnya dari Ghana. Menurut informasi tertulis, Bamfo mendedikasikan patung-patung ini untuk memperingati peristiwa perdagangan manusia yang terjadi ratusan tahun yang lalu. Karya-karyanya saat ini dipamerkan di National Memorial for Peace and Justice Museum yang terletak di Montgomery, Alabama.